Pola Pengembangan Paragraf
Induktif – Deduktif
1.
Pola Pengembangan Paragaf
Induktif
Paragraf induksi adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal
yang khusus ke hal-hal yang umum.
Paragraf induktif kalimat utamanya berada di akhir paragraf. Pola pengembangan
paragraf induktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
a.
Generalisasi
Penalaran secara generalisasi dilakukan dengan mengemukakan hal-hal khusus
lalu menarik simpulannya secara umum.
Contoh :
Untuk membuat sebuah software atau aplikasi yang berguna atau bermanfaat, diperlukan
penelitian serta pengamatan mengenai aplikasi atau software yang akan dibuat.
Selain itu agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuataannya, ketelitian dan
penggunaan logika merupakan faktor
utama. Jangan terlalu terburu-buru dalam membuat suatu aplikasi sehingga ketika
program dijalankan kesalahan besar dapat dihindari dan aplikasi dapat
digunakan. Jadi, untuk membuat suatu software atau aplikasi kita
harus sabar dan teliti dalam membuatnya.
Merah : Hal-hal Khusus
Hijau : Simpulan secara umum
b.
Analogi
Paragraf yang dikembangkan dengan membandigkan dua atau lebih benda yang
dianggap memiliki kesamaan kemudian menarik kesimpulan.
Contoh :
Perumus kebijakan sama halnya dengan burung Beo.
Seekor hewan yang unik dan elit, yang apabila disuruh
mengucapkan kalimat apa saja bisa, tapi tidak mampu melakukan apa yang
diucapkan, begitupula dengan para perumus
kebijakan yang nyeleweng, hanya dapat mengucap tanpa mampu berbuat.
Merah : perbandingan antara dua hal yang
berbeda, yang mengandung persamaan
Hijau : Penarikan kesimpulan
c.
Kausalitas
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan
fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan,
kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada
tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan
sebab-akibat 1 akibat 2.
·
Sebab-akibat, panalaran ini berawal
dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai
akibatnya. Polanya A mengakibatkan B.
Contoh:
Masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi
daripada kendaraan umum, sehingga jalanan pun semakin macet seiring
bertambahnya jumlah kendaraan.
Merah : Sebab
Hijau : Akibat
·
Akibat-sebab, dalam pola ini kita
memulai dengan peritiwa yang menjadi akibat.peristiwa itu kita analisis untuk
mencari penyebabnya.
Contoh :
Siti mendapatkan nilai yang tidak memuaskan pada ulangan
fisikanya. Bagaiman tidak, saat pelajaran fisika Siti sering tidur
dan dirumah dia tidak pernah belajar fisika. Ditambah lagi dengan masalah
pribadinya yang membuat dirinya depresi.
Merah : Akibat
Hijau : Sebab
·
Sebab- akibat, akibat-akibat, suatu
penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi
sebab yang menimbulkan akibat 2. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian
beberapa akibat.
Contoh :
Es di kutub utara semakin mencair. Mencairnya
es di kutub utara ini ternyata menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Karena permukaan air laut naik maka pulau-pulau yang
rendah dan daerah sekitar pantai menjadi tenggelam. Akibatnya luas daerah pulau
semakin mengecil.
Merah : Sebab
Hijau : akibat
2.
Pola Pengembangan Paragaf
Deduktif
Penalaran deduktif menyampaikan hal-hal umum terlebih dahulu, lalu
berangsur-angsur menjelaskan hal-hal khusus. Pola pengembangan paragraf
deduktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
a.
Silogisme
Pada silogisme terdapat dua premis (pernyataan) dan satu simpulan. Kedua
premis itu adalah premis umum (mayor) dan khusus (minor).
Rumus Silogisme :
PU : Semua A = B
PK : C = A
S : C = B
Contoh :
PU : Semua siswa SMAN 1 Taman wajib mengikuti UAS.
A B
PK : Yunita adalah siswa SMAN 1 Taman.
C A
S : Yunita wajib mengikuti UAS.
C B
b.
Silogisme Negatif
Silogisme negatif adalah sebuah silogisme yang
salah satu premisnya bersifat negatif. Jika salah satu premisnya negatif,
simpulannya juga negatif. Dalam silogisme negatif biasanya digunakan kata
‘tidak’ atau ‘bukan’.
Contoh :
PU : Warga kota Paris tidak boleh melanggar hukum.
A B
PK : Francois adalah seorang warga kota Paris.
C A
S : Francois tidak boleh melanggar hukum.
C B
c.
Entimem
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Dari
sebuah silogisme dapat dibuat entimemnya. Demikian pula sebaliknya, dari sebuah
entimem dapat disusun silogisme.
Rumus :
C = B karena C = A
Contoh :
PU : Semua tindakan kriminal adalah melanggar hukum.
A B
PK : Membunuh adalah tindakan kriminal.
C A
K : Membunuh adalah melanggar hukum.
C B
Entimem :
Membunuh adalah melanggar
hukum karena itu merupakan tindakan
kriminal
C B C A
kueee-ruen
ReplyDeleteThanks, Min !
ReplyDeleteMakasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat anak saya. hehe
ReplyDeleteJangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan Kerja Bank BTPN Syariah
Casino Finder (Google Play) Reviews & Demos - Go
ReplyDeleteCheck https://febcasino.com/review/merit-casino/ Casino titanium metal trim Finder (Google https://septcasino.com/review/merit-casino/ Play). A look at some of the best gambling sites gri-go.com in the world. They offer https://jancasino.com/review/merit-casino/ a full game library,