UNSUR INTRINSIK CERPEN
1.
Judul : Nggak Tahu Malu
2.
Tema : Berburuk Sangka
3.
Penokohan :
a)
Wanita
muda
v Berprasangka
buruk
“Dengan senyum dan tawa
kecil yang agak gugup, pria tua itu pun mengambil kue terakhir dan memotongnya
menjadi dua lalu memberikan satu bagian kepada wanita itu. “Nggak tahu malu!”
kembali ia mengomel dalam hatinya dengan raut wajah yang kecut dan agak
marah.Tiba-tiba terdengar pengumuman dari petugas bandara bahwa pesawat yang
akan ditumpangi wanita itu telah datang dan seluruh penumpang dipersilakan
segera menaiki pesawat. Wanita itu pun segera mengemasi barang barangnya tanpa
sedikit pun menghiraukan si pencuri kue itu.”
b)
Pria
tua
v Baik
hati
“Kalau kueku ada di sini,” dia bergumam dengan napas yang agak sesak, “berarti kue yang tadi kumakan adalah kue pria tua itu dan dia berbaik hati berbagi denganku”
v Dermawan
“Dengan senyum dan tawa kecil yang agak gugup, pria tua itu pun mengambil kue terakhir dan memotongnya menjadi dua lalu memberikan satu bagian kepada wanita itu.”
4.
Latar :
a)
Waktu
v Petang
“Suatu petang, seorang wanita muda sedang duduk di
ruang tunggu bandara yang tak terlalu ramai.”
b)
Latar
v Ruang
tunggu bandara
“Suatu petang, seorang
wanita muda sedang duduk di ruang tunggu bandara yang
tak terlalu ramai.”
v Toko
buku
“ia pun berjalan-jalan,
masuk ke sebuah toko buku dan membeli novel,
favoritnya.”
v Dalam
pesawat
“Setelah berada di dalam pesawat, ia pun duduk dengan santai dan
melanjutkan membaca novelnya.”
c)
Suasana
v Tak
terlalu ramai
“Suatu petang, seorang
wanita muda sedang duduk di ruang tunggu bandara yang tak
terlalu ramai.”
v Menjengkelkan
“Lagi-lagi, pria tua
itu pun mengambil satu kue dan memakannya.“Kalau saja aku sedang tak berbaik
hati, sudah kupanggil polisi bandara yang sedang berjaga itu agar laki-laki tua
taktahu diri ini ditahan,” gumam wanita itu kesal dan sedikit marah.”
5.
Sudut
Pandang :
Sudut pandang orang
ketiga serba tahu. Karena penulis ada diluar cerita dan tak terlibat dalam
cerita. Penulis menampilkan para tokoh dengan menyebut namanya atau kata ganti
“dia”, dan penulis mengetahui segala hal tentang tokoh, peristiwa, tindakan,
termasuk motif.
6.
Alur :
a)
Perkenalan
“Suatu petang, seorang
wanita muda sedang duduk di ruang tunggu bandara yang tak terlalu ramai. Jenuh
menunggu, ia pun berjalan-jalan, masuk ke sebuah toko buku dan membeli novel,
favoritnya. Sebelum kembali ke tempat duduknya, ia pun menyempatkan membeli
sekantung kue. Selang satu kursi di sebelah kanan tempat duduk wanita itu,
duduk seorang pria tua berkacamata dengan tongkat kayu tergenggam erat di tangannya. Setelah tersenyum basa-basi kepada pria tua
itu, ia pun duduk dan langsung asyik membaca novel yang baru dibelinya. Tanpa
menghiraukan apa pun yang terjadi di sekitarnya, sebagaimana layaknya
kebanyakan sikap orang metropolitan. Wanita itu terus membaca dan membaca.”
b)
Konflik
“Setelah beberapa
menit, ia mulai terganggu ketika pria tua itu mengambil satu kue dari kantung
yang diletakkan di kursi di antara mereka, lalu memakan kue itu dengan
nikmatnya.”
c)
Konflik
berkembang
“Mulanya,wanita itu tak
menghiraukannya sambil terus membaca buku dan mengambil satu kue serta
memakannya. Tapi apa yang terjadi? Pria tua itu pun kemudian mengambil lagi
satu kue sambil tersenyum lalu memakannya.Karena tak mau ambil pusing dan
membuat keributan, wanita itu tetap membiarkannya sambil terus membaca, memakan
kue,dan sekali-kali melihat jam yang tergantung di dinding ruang tunggu. Lagi-lagi,
pria tua itu pun mengambil satu kue dan memakannya.”
d)
Klimaks
“Kalau saja aku sedang
tak berbaik hati, sudah kupanggil polisi bandara yang sedang berjaga itu agar
laki-laki tua taktahu diri ini ditahan,” gumam wanita itu kesal dan sedikit
marah. Setiap satu kue diambil dan dimakannya, pria tua itu pun mengambil satu
kue dan memakannya hingga tibalah saat ketika tinggal satu kue tersisa dalam
kantung. Wanita itu membiarkannya karena penasaran dan mencoba ingin tahu apa
yang akan dilakukan pria tua itu. Dengan senyum dan tawa kecil yang agak gugup,
pria tua itu pun mengambil kue terakhir dan memotongnya menjadi dua lalu
memberikan satu bagian kepada wanita itu. “Nggak tahu malu!” kembali ia
mengomel dalam hatinya dengan raut wajah yang kecut dan agak marah.”
e)
Solusi
“Wanita itu pun segera
mengemasi barang barangnya tanpa sedikit pun menghiraukan si pencuri kue itu.
Ia bergegas menuju pesawat. Setelah berada di dalam pesawat, ia pun duduk
dengan santai dan melanjutkan membaca novelnya. Sesaat setelah pesawat lepas
landas, tanpa sengaja ia memegang tas kecil yang dibawanya dan dengan sangat
terkejut mendapati sekantung kue di dalamnya. Itu adalah kue yang dibelinya di
bandara. “Kalau kueku ada di sini,” dia bergumam dengan napas yang agak sesak,
“berarti kue yang tadi kumakan adalah kue pria tua itu dan dia berbaik hati
berbagi denganku.” Terlambat untuk minta maaf. “Ah, ternyata sayalah si pencuri
kue itu.”
7.
Amanat :
Janganlah berprasangka
buruk kepada seseorang atau sesuatu yang sebenarnya tidak tau pasti atau tidak
tau jelas akan kebenarannya karena efek dari suudzon itu sendiri sangatlah
dahsyat.
Buruk sangka (suudzon) kepada
orang lain yang orang itu juga tidak mengerti permasalahannya, maka akan dapat
menimbulkan fitnah.
Slots & Live Casino – DrMCD
ReplyDeleteIt's 삼척 출장마사지 time to play at a real casino and win 전라북도 출장마사지 a jackpot! Slots & Live Casino are 서산 출장샵 offering new players an extraordinary collection 세종특별자치 출장안마 of 김제 출장샵 slots and live games!